Bersahabat dan Partisipatif dalam Cinta Kasih
Minggu pertama setelah Minggu Pentakosta kita rayakan bersama sebagai Minggu Trinitas. Di dalam Minggu inilah kita kemudian semakin menyadari kemanusiaan kita yang sungguh terbatas jika tanpa penyertaan dan Anugerah Tuhan di dalam hidup kita.
Di dalam Minggu ini kita menyadari bersama bahwa Allah adalah Alalh yang sungguh luar biasa KuasaNya. Tidak ada satupun dari ciptaanNya yang mampu menandingi KuasaNya. Oleh karena itu, ketetapan bahwa tidak boleh ada satupun manusia yang melanggar perintah-Nya menjadi sebuah keharusan dan ketetapan itu adalah final. Jika demikian, maka di hadapan Allah, tidak ada manusia yang bisa lepas dari jerat maut sebagai upah setelah melakukan dosa.
Sebagai orang Kristen, kemudian kita sadar bersama bahwa kita tidak layak di hadapan Kristus, maka kita tahu bahwa melalui Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan Yesus, kita semua dibenarkan oleh iman (Roma 5:1). Apa maksudnya? Manusia, sebagai ciptaan Allah tidak mungkin melebihi Penciptanya. Manusia juga sudah berdosa, dan tidak mungkin bisa membayar konsekwensi dari dosa yang dilakukan. Allah, melalui Tuhan Yesus, datang dan menebus dosa manusia. Dia datang dan menyelamatkan kita, manusia. Kita yang beriman kepadaNya dibenarkanNya, meskipun kita sungguh sudah berdosa. Tuhan yang membuat kita kembali menjadi benar, bukan usaha kita sendiir. Anak, di dalam Yesus, yang membuat kita kembali layak menghadapNya dan melayaniNya.
Dalam kondisi sudah dibenarkan oleh iman itu, maka kita semestinya tidak boleh lagi kembali kepada kehidupan yang penuh dengan dosa. Kita harus hidup dalam kebenaranNya. Oleh karena itu, Tuhan yang penuh kasih, yang telah mengasihi dan memberikan karunia besar dalam rupa keselamatan, juga datang dan sedia menuntun kita. Roh Kudus adalah Penuntun itu. Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita (Roma 5:5). Dengan karunia inilah kemudian kita semua dimampukan untuk bisa melalui hari-hari kita tanpa terlepas dari KasihNya.
Minggu Trinitas mengingatkan kita tentang Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang terus mengasihi/mencintai kita, manusia. Semoga kita terus menjadi sahabat Allah dalam cinta dan karya.