Mencintai Tanpa Batas
Setelah kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus, murid-murid jarang berjumpa dengan Tuhan Yesus. Mereka begitu merasa kehilangan. Bahkan di dalam perikop yang kita pelajari beberapa minggu yang lalu kita bersama melihat bagaimana mereka ‘berhenti’ melakukan hal-hal yang biasa mereka lakukan dan bagikan kepada orang banyak yang selalu mengikuti mereka, kasih. Para murid justru sibuk dengan memikirkan diri mereka sendiri (di dalam ketakutan), menghentikan langkah pelayanan mereka, serta kembali kepada kebiasaan dan pekerjaan mereka yang lama, menjadi para penjala ikan.
Bertolak belakang dengan apa yang dilakukan oleh para murid, kesengsaraan, penolakan, penghakiman, penghianatan, luka-luka, direndahkan, bahkan kematian, sama sekali tidak menghentikan langkah kaki-Nya untuk terus menebarkan kasih. Tuhan Yesus datang ke dalam dunia untuk membuktikan kasihNya yang begitu nyata bagi ciptaanNya. Maka meskipun Dia disiksa oleh para prajurit, meskipun Dia ditinggalkan oleh para murid, meskipun Dia tidak lagi mendapatkan kesetiaan para murid-Nya, meskipun Dia dibunuh , Dia tetap menunjukkan Kasih dan ke-Setiaan-Nya.
Tuhan terus dan terus mengasihi. Bahkan Dia tetap mengasihi para murid yang dengan tega menghianati mereka. Kasih-Nya tetap ditunjukkan meskipun tidak mendapatkan balasan yang setimpal. Cinta- Nya kepada manusia sungguh tiada berbatas. Bahkan ketika Tuhan Yesus sudah pergi dari bumi ini, Kasih-Nya tetap!
Demikian besar kasih-Nya kepada manusia, maka Tuhan juga ingin kita bekerja-sama dengan-Nya. Tuhan ingin kita saling mengasihi (24) sama seperti Dia mengasihi kita.
Pertanyaan besar untuk kita: ada begitu banyak sekat-halangan- rintangan-dinding pemisah yang membuat kita dengan gampang mengelak untuk mengasihi; dinding-dinging itu adalah: dendam, perbedaan, masa lalu, kemunafikan, jarak, dan sebagainya; APAKAH KITA MAMPU meruntuhkan dinding-dinding tersebut sehingga kita mampu menghadirkan nilai-nilai yang diajarkan-Nya kepada kita? Apakah kita mau meruntuhkan ego kita, sehingga setiap orang yang bertemu dengan kita akan merasakan pertemuan juga dengan Tuhan Yesus Kristus? Apakah kita mau meneladani-Nya dengan mencintai Tuhan dan sesama tanpa batas?!