Sambut Kebangkitannya, Hadirkan Kehidupan

Pada tanggal 17 April yang lalu, kita semua merayakan pesta demokrasi. Kita bersama berbondong-bondong datang ke Tempat Pemungutan Suara untuk bersama-sama memberikan suara kita, baik untuk presiden dan wakilnya, maupun untuk mereka yang akan duduk di badan legislatif. Begitu semangatnya rakyat Indonesia ingin memberikan suara mereka. Pukul tujuh pagi, belum sampai setengah delapan, sudah ada juga jemaat GKI Karawaci yang memposting bahwa mereka sudah memberikan hak pilih mereka. Dengan semangat, mereka ingin memberikan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Mereka bersemangat seolah-olah jika pilihan mereka salah, akan ada dampak buruk bagi bangsa ini. Para jemaat, juga masyarakat Indonesia memiliki harapan besar terhadap pertumbuhan bangsa yang lebih baik.

Nampaknya, tidak hanya harapan akan masa depan yang lebih baik yang membuat seseorang itu memiliki semangat. Harapan yang sudah putus pun membuat orang memiliki semangat untuk melakukan sesuatu. Terbukti, para dengan yang dilakukan oleh para murid; ‘tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu, mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka’. Pagi-pagi benar menunjukkan waktu di mana mereka mendahului bangun orang-orang lain yang (mungkin) masih terlelap dalam tidur mereka.

Mereka, para murid, sudah kehilangan harapan mereka. Mereka tak merasa tak lagi memiliki guru yang mampu melindungi mereka, mereka merasa kehilangan. Namun, di dalam ketiadaan harapan itu, para murid dikejutkan atas informasi yang mengatakan bahwa guru mereka yang sudah meninggal ternyata sudah bangkit dari antara orang mati. Atas informasi tersebut, pada saat itu juga (tentu hari masih pagi), mereka menginformasikan kepada murid-murid yang lainnya perihal kebangkitan guru mereka. Dari ketiadaan harapan, berganti dengan dipenuhi harapan dan sukacita.

Murid-murid membagi sukacita mereka pagi-pagi itu juga. Bagaimana dengan iman kita? Bukankah kita sekarang juga sudah mengetahui tentang kebangkitan Kristus dan kita sudah ditebus olehNya dari kuasa maut atas dosa yang kita lakukan? Bukankah juga selayaknya ‘pagi-pagi’ benar dalam hidup kita, kita lakukan apa yang menjadi kabar sukacita itu? Membaginya bagi setiap mahluk? Mari, jangan menunda untuk berbuat benar sesuai dengan kehendak Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.