Mengikut Jesus, Ku Tak Ingkar
Filipi 13:18, “Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu,dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orangyang hidup sebagai seteru salib Kristus.”Manusia modern memilikikecenderungan untuk menjadi mahluk otonom, bebas dan menganggap diri sebagai yang mahakuasa. Membawa manusia pada pengagungan terhadap diri dan menobatkan dirinya sendiri dengan mahkota sebagai raja atas seluruh ciptaan. Saat ini kita melihat begitu gampangnya orang/pihak menyalahkan orang/pihak yang lain hanya karena orang/pihak yang lain tidak sepaham dengan dirinya. Manusia juga dengan gampangnya menciptakan dan menggunakan bahan-bahan yang demikian berbahayanya bagi kelestarian alam/lingkungan, demi egonya. Manusia menganggap diri sebagai ‘yang mulia’ yang patutmendapat tempat tertinggi di antara seluruh manusia yang lain, bahkan di antara seluruh ciptaan Tuhan.
Sebuah paradoks ketika kita menyadari tentang kenyataan bahwa ternyata Tuhan Sang Pemilik dunia ini justru blusukan ke bumi dengan rupa seorang manusia. RupaNya sungguh tidak special, bahkan manusia pada saat itupun dengan bebas menghina dan mencaci, serta mengusir dan (bahkan) menyiksa serta membunuhNya.
Filsuf Nietzsche pernah berkata, “Tak pernah terungkaplah rumusan yang begitu ngeri, menentang dan problematis terucapkan sepertirumusan ‘Allah yang terpaku pada salib’ itu.” Salib pada dunia masa ituadalah sebuah cara mati terendah dalam hidup manusia. Manusia yang fana berebut mengagungkan diri, sebaliknya; Sang Adi Kuasa mendaratkan diriNya di tengah bumi untuk menjadi sama seperti manusia, untuk dipahami layaknya manusia memahami sesama mereka.
Mengikut Yesus adalah sebuah cara bersyukur atas kematian dan kebangkitan Sang Adi Kuasa bagi keselamatan manusia. Rasul Paulus dengan menangis mendapati bahwa banyak orang memilih untuk menjadi seteru Salib Kristus, apakah kita juga memilih demikian? Tuhan Yesus meneladankan tentang kesetiaan, kerendahan hati dan kasih pada umatNya, maka jangan ingkar, ikutilah Dia dan teladanilah Dia. Amin.