Hospitality
Di dalam sebuah ibadah umum, tidak jarang kita mendengar keluhan dari anggota jemaat dewasa saat mendengar ada anak-anak bayi menangis atau saat ada anak-anak berlarian di saat ibadah sedang berlangsung. Di dalam ibadah umum, anak-anak seringkali dianggap sebagai ‘mahluk asing’ yang bisa mengganggu kekhusukan sebuah ibadah. Jemaat yang seperti ini adalah jemaat yang belum memiliki hospitalitas.
Di dalam Bahasa Yunani, sebagaimana muncul di dalam beberapa teks Alkitab, kata hospitalitas diterjemahkan sebagai philoxenia (φιλοξενία), yang terdiri atas dua kata, philos atau philia (kasih persahabatan) dan xenos (orang asing). Jadi hospitalitas berarti “mengasihi orang asing sebagai sahabat” atau “menyahabati orang asing.” Di tempat lain, dipakai kata xenodocheō (xenos dan dechomai) yang berarti “menerima orang asing.”
"Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar."
Ayat di atas adalah gambaran bagaimana Tuhan Yesus menyambut anak-anak sebagai pihak yang kadangkala tidak mendapatkan tempat di dalam sebuah ibadah. Atau jika mereka ambil bagian dalam sebuah pelayanan, mereka adalah pihak yang seringkali dipandang rendah karena kemampuan mereka dalam melayani belum bisa sesempurna orang dewasa.
Di dalam ibadah Minggu ke-2 GKI Karawaci, kita memberikan kesempatan kepada anak-anak kita untuk ambil bagian di dalam pelayanan, untuk mencintai pelayanan. Oleh karena itu, marilah kita terus mengapresiasi mereka, mendukung mereka. Pelayanan mereka Tidak sempurna! Itu adalah sebuah keniscayaan, namun jika Tuhan Yesus menerima ketidaksempurnaan, maka kitapun perlu meneladaniNya. Selamat belajar mengapresiasi anak-anak kita, sampai mereka mencintai pelayanan.