Keluarga Mensyukuri Panggilan Tuhan

Pada bacaan Injil Minggu ini, kita membaca kembali tentang kisah bagaimana pada usia 12 tahun Tuhan Yesus sudah mulai memperlihatkan kelebihan-kelebihannya. Kita sempat juga melihat tentang bagaimana Yusuf dan Maria sebagai orang tuaNya pun seakan ‘direpotkan’ dengan perilakuNya yang tidak seperti anak-anak seusiaNya.

Dalam kehadiranNya pada upacara keagamaan di kota Yerusalem, Tuhan Yesus kecil mendapatkan momen untuk bertemu dengan para alim ulama yang sering berada di bait Allah. Kita melihat bagaimana orang tuaNya kemudian kebingungan saat Ia tertinggal di Yerusalem karena asiknya bercakap dengan para alim ulama. Saat kedua orang tuaNya mendapati Dia, mereka mendengar alasanNya, merekapun memahami bahwa Anak mereka memang bukan anak biasa. Dengan pemahaman yang demikian, maka mereka juga tahu apa yang harus mereka lakukan.

Mereka mendidik Tuhan Yesus kecil dengan baik sebagai syukur mereka akan panggilan Allah dalam kehidupan mereka untuk menghadirkan Juru Selamat di dunia ini. Tanggungjawab kedua orang tua ini tidak mudah, namun mereka menyadari bahwa dalam rangka memenuhi panggilan Allah, maka Allah akan memberikan kepada mereka kelengkapan-kelengkapan. Pada sisi lain, kita juga diingatkan kembali tentang kisah Elkana dan Hana, orang tua dari Samuel. Mereka memohon untuk hadirnya seorang anak. Bukan untuk diri mereka sendiri, mereka memohon kehadiran anak supaya nama Tuhan dimuliakan. Akhirnya mereka pun memiliki anak (Samuel) yang kemudian mereka serahkan kepada Imam Eli sebagai bentuk ucap

an syukur pada Allah. karena sesungguhnya Allahlah yang memberikan Samuel kepada Elkana dan Hana. Elkana dan Hana memberikan contoh tentang bagaimana mereka mengerti panggilan Allah dalam hidup mereka, dan kemudian merekapun menanggapi panggilan Allah dengan sukacita dan bertanggungjawab sebagai orang tua. Pasti berat, namun komitmen mereka kepada Tuhan membuat mereka mampu melakukan apa yang baik di hadapan Tuhan.

Bagaimana dengan kehidupan keluarga kita? Apakah keluarga kita juga sudah mengerti panggilan Allah pada hidup kita? Jika sudah, apakah kita juga sudah menanggapi panggilan itu dengan sukacita dan penuh ucapan syukur? Kiranya Tuhan senantiasa memampukan. Amin.