Persembahan Yang Tidak Didasarkan Pada Kemunafikan

Injil Markus pasal 12 ayat 38-40 merupakan bagian dalam khotbah pengajaran Tuhan Yesus. Dia mengatakan pada kita supaya berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, menelan rumah janda-janda, dan untuk mengelabuhi orang-orang terhadap perbuatan kotor mereka, di dalam rumah ibadah, mereka berdoa dengan doa-doa yang panjang.
Berkebalikan dengan apa yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat itu, perikop selanjutnya (ayat 41-44) memperlihatkan tentang seorang janda yang memasukkan dua peser, yaitu satu duit yang di dalam terjemahan lain diartikan sebagai uang receh dengan pecahan paling kecil. Namun untuk nilai itu, Tuhan Yesus mengatakan bahwa janda tersebut memberikan lebih banyak karena dia memberi dari kekurangannya, seluruh nafkahnya (44).
Perkataan Tuhan Yesus mengenai persembahan janda tersebut sejalan dengan apa yang dilakukanNya bagi umat manusia. Di dalam kehidupanNya yang hanya satu kali di tengah manusia, Dia memberikan seluruh hidupNya untuk keselamatan manusia (Ibrani 9:28). Apa yang diberikanNya adalah yang terbaik bagi seluruh manusia, hidupNya bagi keselamatan manusia.
Tidak jarang kita mendapati cara hidup yang tidak sesuai dengan apa yang telah Tuhan contohkan kepada kita:
- Menyambut jemaat dengan senyuman, tapi di dalam hati sama sekali tidak ada kepedulian
- Memberitakan FIrman Tuhan dengan semangat dan begitu tegas, namun sama sekali tidak melakukan isi Firman tersebut
- Datang ke gereja dengan pakaian rapi dan wangi, namun hati penuh dengan dendam dan amarah
- Melayani di banyak komisi, namun begitu pulang ke rumah tak mencerminkan hidup sebagai pelayan Kristus.
- Dsb.
Pakaian rapi memang penting, namun lebih penting hati yang rapi. Muka yang penuh keramahan memang diperlukan, tapi lebih baik lagi jika keramahan itu benar-benar muncul dari hati. Datang dan melayani di gereja adalah baik, tapi melayani dengan sepenuh hati adalah hal yang Tuhan harapkan. Manusia bisa dibohongi dengan pakaian rapi dan wangi, senyum ramah, pelayanan, dan sebagainya, namun pandangan Tuhan bisa menembus hingga ke dalam hati manusia.
Tuhan memberkati