Hukum yang Memberdayakan, Bukan Menindas
Libia, pada tahun 2015 yang lalu, dengan populasi 6.201.521 penduduk, total 4.554 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Salah satu hal yang menyebabkan tingginya tingkat kematian tersebut adalah ketidaktaatan pengendara terhadap peraturan- peraturan lalulintas yang ada.
Seringkali para pengguna jalan menganggap peraturan lalu lintas (menggunakan helm ketika naik motor, tidak memarkir kendaraan sembarangan, memeriksa tekanan angin pada ban kendaraan, menggunakan sabuk pengaman bagi yang memakai mobil, berhenti di belakang garis marka, tidak memacu kendaraan di atas kecepatan yang ditentukan, dsb) sebagai hal yang merepotkan. Oleh karena itu, orang taat kepada peraturan jika di sana ada ‘aparat penegak hukum’. Jika tidak ada aparat, maka hukum-hukum / peraturan-peraturan itu dilanggar. Kesadaran bahwa hukum dibuat untuk melindungi, bukan mengekang, perlu terus belum sepenuhnya disadari.
Setali tiga uang dengan kondisi hukum / peraturan-peraturan lalulintas yang disebutkan di atas, hukum/peraturan-peraturan yang ada di dalam Alkitab juga dibuat untuk membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik, bukan hanya sekedar menakut-nakuti dan mengancam. Firman Tuhan yang terdapat di dalam Alkitab merupakan kumpulan peraturan yang ada untuk mengatur kehidupan manusia. Tuhan mengatur hidup manusia adalah karena Dia mengasihi manusia, bukan karena ingin menindas manusia, bukan karena supaya manusia takut kepadaNya.
Firman Tuhan Yesus di dalam Injil Markus mengenai hukum Kasih merupakan jawaban untuk ketakutan-ketakutan orang Israel di dalam melakukan hukum-hukum yang ada pada saat itu, di mana setiap hukum yang ada pasti terdapat sanksi. Orang Israel melakukan segala hukum yang ada pada saat itu hanya karena mereka takut terhadap sanksi jika mereka melanggar. Ketaatan mereka membuat mereka terbelenggu. Mereka terkungkung di dalam ketakutan.
Hukum Kasih yang dikatakan oleh Tuhan Yesus mengajak setiap orang untuk menaati Tuhan bukan hanya karena takut kepadaNya, namun karena kita sungguh mencintaiNya.