Merengkuh Yang Lemah

Satu hal yang sering dilupakan oleh manusia adalah bahwa mereka merupakan mahluk yang lemah. Manusia lupa pada kelemahan dirinya karena sejak diciptakan, mereka diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang lainnya; manusia diberikan wewenang untuk memberi nama bagi seluruh binatang dan tanaman yang ada di taman Eden. Manusia bahkan pernah membangun sebuah menara yang tinggi hingga ke awan, menara Babel. Selain dua hal tersebut, lupa-nya manusia, disebabkan oleh ‘restu’ dari TUHAN bagi manusia untuk bisa menguasai seluruh ciptaan.

Sebuah penelitian di Ohio University meneliti bahwa otak ternyata memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Bagaimana caranya? Para peneliti di Ohio memberikan goresan/luka kecil pada beberapa pasangan. Sebagian pasangan diperintahkan untuk merespon luka itu dengan hal-hal negative, sebagian lagi diperintahkan untuk merespon dengan respon positif. Apakah yang terjadi? Di luar dugaan, pasangan yang memberikan respon positif terhadap keberadaan luka tersebut memiliki kesembuhan 40% lebih cepat dibandingkan mereka yang memberikan respon negative.

Manusia begitu mengeksplore kemampuan otaknya, para ahli bahkan mengatakan dengan kemampuan otak yang dimilikinya, manusia bisa menjawab bagaimana asal-usul dunia ini terbentuk. Pada satu sisi, hal-hal ini (kemampuan otak yang dimiliki manusia) adalah hal yang baik. Namun di lain sisi hal ini membuat sebagian manusia menjadi sombong, lupa pada dirinya yang lemah.

Jika kita membaca tiga bacaan kita, Yeremia-Ibrani-Markus, maka kita akan mendapati sebuah penegasan bahwa pada akhirnya manusia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri, manusia adalah mahluk yang lemah. Ketiga bacaan kita memperlihatkan betapa lemahnya manusia. Kemampuan otak yang dimiliki manusia tidak sebanding dengan ke-Mahakuasaan TUHAN atas kita (manusia) dan seluruh alam semesta.

Namun demikian, yang menjadi sumber sukacita bagi kita adalah bahwa DIA yang MAHAKUASA dengan penuh kasih justru menghampiri kita dan menjadi sama dengan kita. Dia merasakan segala penderitaan kita dan dengan KebijaksanaanNya, Dia mengabulkan permohonan kita serta memberikan bagi kita segala hal yang terbaik. Dengan KasihNya, Dia merengkuh kita(manusia-manusia lemah).