Berkarya Melampau Sekat Duniawi
Persidangan XII Majelis Sinode Wilayah GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah di Magelang tanggal 4-6 September bertema ‘Kepemimpinan Kaum Muda,. Latar belakangnya adalah masih banyak kaum muda di dalam gereja yang belum mengambil bagian atau belum dilibatkan di dalam proses kepemimpinan gerejawi. Usia muda seringkali membuat diri anak muda merasa belum layak untuk mengambil bagian dalam kepemimpinan gereja (Kemajelisan). Di sisi lain, ada anggapan bahwa para pemuda juga belum cukup bisa dipercaya untuk bisa diberi kuasa, dalam hal ini kepemimpinan. Usia menjadi sekat duniawi yang memisahkan antara golongan muda dan golongan senior di dalam pelayanan gereja.
Hal yang unik dari P XII MS GKI SW Jateng yang lalu adalah dihadirkannya penatua Febri dari GKI Ciledug Raya. Pnt. Febri adalah penatua dengan usia termuda, 19 tahun, saat dia diteguhkan menjadi seorang penatua. Beberapa surat keberatan masuk dengan alasan bahwa Febri masih terlalu muda, ada juga yang berkeberatan karena Febri belum memiliki penghasilan sendiri sehingga bisa memberatkan orang tuanya jika dia ‘sibuk’ melayani sebagai penatua. Namun, alasan-alasan tersebut sebenarnya tidak mendasar. Alasan-alasan tersebut sebenarnya hanya dilandasi ‘kecurigaan’ atau ‘keraguan’ bahwa apakah seorang muda bisa menjadi pemimpin? Alasan tersebut menutup pandangan bahwa untuk menjadi pemimpin, tidak cukup factor kemampuan, numun juga perlu mengingat bahwa Kuasa Roh Kudus juga berperan.
Bacaan Markus 7:24-37 memang tidak membahas tentang kepemimpinan. Namun di dalamnya digambarkan bagaimana pengaruh yang dimiliki oleh Tuhan Yesus sangat luas, bahkan hingga ke luar lingkungan Yahudi.
Pada saat itu Tuhan Yesus berencana untuk menyingkir ke daerah Tirus untuk menyendiri. Dia berfikir bahwa di Tirus tidak ada yang mengenal Dia karena daerah itu adalah daerah kafir. Ternyata anggapan tersebut tidak sepenuhnya tepat. Pengaruh dan Kuasa yang dimiliki oleh Tuhan Yesus telah menembus batas. Pengajaran, kewibawaan, kuasa, dan nama Tuhan Yesus sudah sampai ke telinga orang-orang di luar Yahudi.
Dalam hal ini, kita bisa mengambil sebuah perenungan bahwa saat di dalam diri seseorang terdapat Kuasa Roh Kudus, maka tidak ada sekat apapun di dunia ini yang mampu menghambat Kuasa itu untuk terus bekerja, juga di dalam diri orang muda. Di saat kewibaan, kuasa, pengajaran-pengajaran Kristus hidup dalam diri seseorang, orang muda, dia akan bisa menjadi pengaruh, baik di dalam gereja, maupun di luar gereja.