Hidup Yang Memberi Hidup
Pada Pidato Pengantar Nota Keuangan 2019, presiden Indonesia, Joko Widodo, memaparkan bahwa Pendidikan, Kesehatan, Infrasturktur, Ekonomi, dan Pembangunan Daerah harus terus menjadi focus kebijakan keuangan NKRI. Dari pemaparan tersebut, kita mengetahui bahwa pemerintah, melalui Presiden Joko Widodo, mengetahui tentang hal-hal kunci dalam pembangunan sebuah Negara. Dengan dukungan segenap anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan seluruh rakyat Indonesia, tentunya Negara Kesatuan Republik Indonesia akan terus semakin membaik dan menjadi ‘berkat’ bagi seluruh rakyat Indonesia. Presiden Indonesia memperlihatkan niatnya untuk mengembalikan seluruh kekayaan Indonesia bagi kemakmuran hidup seluruh rakyat.
Bacaan-bacaan kita pada Minggu ini mengajarkan kita untuk bisa memiliki hidup yang berkenan di hadapan Allah sehingga kitapun bisa ‘memberikan hidup’ bagi sesama serta alam sekitar.
Pertama, menjadi orang Kristen yang ‘smart’. Surat kepada jemaat di Efesus mengajarkan kepada kita untuk hidup dengan arif, tidak seperti orang bebal. Sementara Amsal menegaskan supaya kita mau membuang hidup yang penuh kebodohan. Hal ini mengandung arti bahwa untuk bisa memberi hidup, sebelumnya kita perlu menjadi orang-orang yang terus mau belajar dan mau diberi pengajaran. Berfikir kritis dan tidak mudah dibodohi. Memiliki pengetahuan yang luas dan tidak menjadi egois.
Kedua, menjadikan Allah sebagai sumber hidup dan kehidupan. Pemazmur dan Injil Yohanes mengingatkan kepada kita untuk terus takut kepada Tuhan dan sudi ‘memakan roti hidup’. Takut kepada Tuhan berarti kita mau terus taat kepada Tuhan dan segala pengajarannya. Sedangkan memakan roti hidup berarti kita meletakkan sumber kehidupan dan kekuatan kita hanya pada Allah semata.
Seperti halnya pemerintahan Indonesia yang berkomitmen untuk mensejahterakan rakyatnya, sebagai orang Kristenpun kita harus mempraktikkan nilai dan pengajaran Kristus dalam kehidupan kita. Dalam ketaatan kepada Kristus dan cara fikir kita yang smart, kita bisa meneladani Kristus. Kristus menunjukkan jalan keluar atas segala penderitaan manusia karena dosa, kematianNya. Dengan meneladaniNya, marilah kita juga terus belajar dan diperlengkapi oleh Tuhan sehingga semakin banyak orang yang merasakan berkat Tuhan, semakin banyak lingkungan sekitar yang kita selamatkan. Selamat menjadi berkat.