Mengasihi Tanpa Memandang Perbedaan

Kita bisa mencari begitu banyak ayat tentang bagaimana cara melakukan apa yang kita sebut dengan kasih. Ada yang mengatakan bahwa mengasihi harus dimulai dari diri sendiri, beranjak kepada semua anggota keluarga, dan kemudian ke ranah yang lebih luas. Tentang kasih, ada juga yang mengatakan bahwa kita harus mengasihi orang-orang yang seiman terlebih dahulu. Sedangkan dalam bacaan kita, kita menemukan tentang cara mengasihi yang lain, yaitu dengan mengasihi Tuhan terlebih dahulu dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, akal budi, dan juga kepada sesama manusia. Jika demikian, bagaimanakah cara mengasihi yang benar?

Dalam perikop ini, nampaknya Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada kita untuk tidak perlu memperdebatkan tentang cara-cara mengasihi yang benar. Dalam perikop yang kita baca, dengan jelas kita bisa melihat pesan Tuhan Yesus tentang mengasihi yaitu, sudahkah kita berbuat kasih? Sudahkah kita pergi dan melakukan perbuatan kasih?

Tentang perbedaan, tidak ada satu manusiapun yang sama persis. Bahkan seorang yang terlahir kembarpun mereka memiliki perbedaan-perbedaan. Jika kita berfokus pada perbedaan yang ada, maka akan terdapat banyak alasan untuk kita tidak ‘melakukan/memperbuat/mewujudnyatakan kasih tersebut.

Tuhan Yesus tidak mau kita hanya sebatas tahu tentang bagaimana kita bisa mengasihi. Tetapi, Tuhan Yesus mau setiap orang bersama dengan definisi kasihnya, melakukan tindakan tersebut tanpa ragu dan terlalu banyak berfikir.

Selamat mengasihi tanpa ragu kepada siapapun.