Dalam Badai Tuhan Bertindak
Bagi bangsa Indonesia, hari Senin, 18 Juni menjadi hari berkabung karena kejadian yang terjadi di danau Toba. Ketakutan dan kekacauan pasti melanda pada semua penumpang kala itu. Ratusan orang menjadi korban dalam tenggelamnya kapal Sinar Bangun. Badai yang tiba-tiba datang membuat kapal Sinar Bangun yang kelebihan muatan tak lagi mampu bangun kembali. Para penumpang yang ingin pulang ke kampung halamannya menggunakan ‘kapal rakyat’ tersebut harus menelan pil pahit badai.
Di belahan dunia yang lain, Argentina bersama Messi sebagai salah satu pemain terbaik yang dimiliki dunia pada saat ini pun harus mengalami badai yang ganas. Impian mereka untuk meraih piala dunia harus kandas. Messi yang mampu membawa Barcelona menjuarai berbagai kejuaraan antar klub serta predikatnya sebagai pemain terbaik dunia tidak cukup menahan badai kekalahan. Badai kegagalan ini membuat impian indah Messi maupun Argentina harus luluh lantak.
Siapa saja yang menjumpai badai, pasti akan merasa tidak nyaman. Perasaan kalut muncul di saat badai terjadi dalam hidup. Mungkin saat ini jemaat yang membaca renungan inipun sedang ada yang merasakan badai hidup. Badai yang juga dirasakan oleh para murid Tuhan Yesus, badai yang tiba-tiba saja datang di tengah hidup yang ‘adem ayem’. Sore-sore saat tenang di tengah danau, saat semua lelah setelah seharian mengikuti Tuhan Yesus mengajar banyak orang (Markus 4:1) dan yang juga membuat Tuhan Yesus tertidur di buritan kapal, tiba-tiba dikagetkan dengan sebuah badai yang menghantam kapal.
Takut, cemas, dan segala perasaan lain bercampur aduk dalam hati para murid. Pada saat itulah kemudian Tuhan Yesus berkata kepada mereka, "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”(Markus 4:40)
Sama seperti halnya para murid yang ketakutan dan kehilangan kepercayaan saat badai hidup tiba-tiba datang menerpa. Kitapun acapkali memiliki perasaan yang sama. Kita seakan tidak pernah mengalami penyertaan dan pertolongan Tuhan. Semua kebaikan dan ‘mujizat’ yang diberikan olehNya dalam hidup kita seakan lenyap begitu saja oleh ‘badai-badai hidup’ yang pada Nya mereka menurut.
Jika Tuhan juga bertindak untuk hal-hal yang tidak pernah kita minta, untuk apa lagi kita khawatir tentang hidup yang, dalam doa kita, selalu kita ‘pasrahkan’ kepadaNya.
Takut, cemas, menangis, boleh! Tapi jangan seperti orang yang tidak mengenal Allah.
Selamat menikmati pertolongan Tuhan dalam badai kehidupan Anda. Tuhan memberkat.