Mengasihi dengan Perkataan dan Perbuatan

Jika kita ingin melihat batu karang yang runtuh namun kembali bisa berdiri dengan tegak, bahkan dengan posisi yang lebih gagah dari sebelumnya, maka kita bisa melihat sosok Petrus. Dosa memang membuat Petrus jatuh, ketakutan dan kehilangan arah hidup, tenggelam dalam pengagungan diri sendiri. Namun dosa membuat Petrus mengingat bahwa dirinya hanyalah debu yang membutuhkan hembusan nafas kehidupan dari Allah.

Di dalam Kisah Para Rasul 4:5-12 kita bersama melihat bahwa Petrus sang batu karang yang roboh dan hancur menjadi debu, kini sudah dibangkitkan kembali. Hidupnya sudah diperbaharui oleh Dia yang memiliki kehidupan. Petrus yang dipenuhi oleh Roh Kudus berani mengatakan bahwa segala perbuatan bajik yang dilakukan, segala kesembuhan yang terjadi melalui tangannya, segala yang diperbuatnya adalah berasal dari Tuhan. Kuasa yang ada pada diriNya adalah kuasa Tuhan Yesus Kristus.

Petrus menunjukkan bahwa seorang yang sudah lahir baru oleh kematian dan kebangkitan Kristus tidak lagi dikuasai oleh ketakutan pada apapun, terutama dalam hal bersaksi. Petrus dengan gagah berani menunjukkan bahwa dia mengasihi Tuhan dengan perkataan-perkataan dan perbuatan- perbuatanNya.

Marilah kita periksa kedalaman hati kita:

  1. Orang bilang mengasihi orangtuanya, namun tidak jarang mereka membuat kesal orang tua mereka bahkan membuat orang tua mereka menitikkan air mata.

  2. Orang bilang mengasihi pasangannya, namun pada kenyataannya perkataan-perkataan kasar tak jarang keluar dan meluncur begitu dia merasa tersakiti.

  3. Orang bilang mengasihi anak-anak mereka,namun saat anak-anak mereka mendapatkan prestasi, tak satupun sanjungan dan pujian muncul dari bibir mereka, tapi pukulan dan cibiran begitu gampang mendarat di tubuh dan hati anak-anak saat prestasi mereka turun.

  4. Orang bilang mengasihi Negara, namun hanya untuk sedikit mentaati peraturan lalu lintas saja mereka tidak mau.

  5. Orang bilang mengasihi Tuhan, tapi kedatangan mereka kepada Tuhan dalam doa hanya untuk meminta dan meminta, jarang sekali karena ingin bercakap-cakap dengan Tuhan.

  6. Orang bilang mengasihi, namun tak jarang yang gagal untuk mampu mengatakannya, apalagi melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan sebagai orang yang mengasihi.

Marilah kita periksa, apakah kasih kita sudah terdengar dan terbukti dalam tindakan kita?