Komunitas Yang Dipulihkan dan Diutus
Kematian Tuhan Yesus ternyata memberikan dampak yang begitu rupa bagi para murid-Nya. Tuhan diharapkan bisa ‘menjaga’ kehidupan mereka dari para penjajah ternyata justru harus terbujur kaku dalam kubur batu. Dalam diri para murid, kecewa, takut, bingung menyatu dan membuat hari-hari mereka menjadi kelabu. Kendatipun beberapa dari mereka sudah mengetahui tentang kebangkitan-Nya, itupun tidak mengubah keadaan bahwa nyatanya hidup mereka sudah tidak lagi sama seperti hari-hari sebelumnya.
Penyataan Diri pada murid-murid-Nya membawa kekuatan baru dalam diri para murid. Keyakinan mereka yang sempat hancur luluh kembali terbangun. Iman mereka semakin menebal dan mereka hidup baru dalam kehidupan baru yang dibawa Kristus dalam kebangkitan-Nya.
Komunitas kecil yang porak-poranda karena ditinggalkan oleh pemimpin mereka, kita ketahui bersama justru semakin kuat karena Kristus hadir di tengah mereka. Kehadiran Kristus paska kebangkitan- Nya membuktikan penyertaan-Nya yang tidak terbatas oleh apapun, bahkan oleh maut.
Yohanes 20:19-31 memperlihatkan satu hal yang perlu kita ketahui tentang ciri kehadiran Kristus, damai sejahtera. Berulangkali kit abaca bahwa Tuhan Yesus di tengah para murid yang sedang kacauselalu datang dengan mengatakan dan membawa damai sejahtera.
Di dalam perikop ini, kita semua sebagai komunitas yang juga sedang kacau karena pergumulan-pergumulan kita, pun diingatkan bahwa jika kita ingin memperoleh damai sejahter, kita harus menerima Kristus masuk dalam relung-relung hati kita.
Kitapun diingatkan bahwa damai sejahtera itu haruslah kita bagikan untuk semua orang, bahkan bagi mereka yang ‘sulit’ percaya seperti Thomas. Kebangkitan-Nya membangkitkan kembali iman kita, kebangkitan-Nya membangkitkan kembali semangat kita, kebangkitan- Nya menyatukan kembali diri kita, kebangkitan-Nya adalah bagi semua manusia.
Jika Kristus ada dalam diri kita, maka ada damai sejahtera. Jika kita merasakan damai sejahtera, makan Kristus ingin kita membagikannya juga bagi seisi dunia.