Merefleksikan Kehidupan Keluarga
Meskipun kisahnya hanya terekam singkat dalam Alkitab, Maria dan Yusuf benar - benar menjadi sosok teladan yang luar biasa. Keberanian mereka untuk mengemban tugas penting dari Tuhan. Ketekunan mereka terhadap hukum Taurat, kecintaan mereka pada Tuhan, dan ketaan mereka sungguh layak untuk diteladani.
Pada minggu ini kita membaca bersama kisah Tuhan Yesus Kristus yang diserahkan kepada Tuhan karena Dia adalah anak laki - laki sulung. Hal ini sesuai dengan Hukum Taurat yang diyakini oleh Maria dan Yusuf.
Begitulah ditandaskan bahwa orang tua Yesus mengikuti dengan taat keagamaan mereka dengan menjalankan apa - apa yang diperintahkan hukum Taurat. Yesus menjadi dewasa dengan latar ini. Ia bertumbuh dalam kesalehan yang turun temurun dijalani orang di Tanah Suci.
Oleh karena itu ia nanti dapat mengajarkan kepada orang banyak bagaimana hidup beragama yang sejati. Dia bukan orang yang merombak, melainkan membawa kembali ke pada akar terdalam hidup beragama: menjadi “penuh hikmat” dan “kasih karunia ilahi”.
Kedua hal ini sebenarnya dua sisi dari kehidupan beragama yang sama: kebijaksanaan dari sisi upaya manusiawi dan pendidikan, dan dari sisi ilahi, hidup dalam anugerah rahmat - Nya.
Bagaimana dengan keluarga kita? Apakah kita juga sudah membawa keluarga kita pada pengenalan tentang nilai ajaran Kristiani yang benar? Bagaimana nilai yang berkembang dalam keluarga kita?
Apakah kita menjadi bagian keluarga (ayah, ibu, anak) yang juga menjadi sosok teladan seperti Maria dan Yusuf yang memberikan teladan dalam kehidupan sehari - hari? Apakah kehidupan kita juga mencerminkan tentang pengajaran - pengajaran Kristiani yang benar?
Apakah kita mengajarkan tentang mengasihi Allah, diri sendiri, dan sesama manusia, apakah kita menerapkan kasih itu?