Membangun Komunikasi Suami Istri Yang Baik

Sabtu 21 Oktober 2017 pkl 09.00, setelah kegiatan doa pagi GKI Karawaci, satu per satu pasangan suami istri datang mengisi buku tamu, menggunakan pakaian nuansa putih-putih dengan senyum yang sumringah masuk ke dalam ruangan. Rasanya serasi sekali melihat sepasang suami istri berdua datang untuk mengikuti seminar pasutri. Yaa.. masih dalam rangkaian bulan keluarga, panitia mengadakan seminar bagi pasutri-pasutri untuk dibekali tentang “Membangun Komunikasi Suami Istri Yang Baik” mengingat keluarga ada organisasi terkecil maka relasi suami istri adalah salah satu kunci dari sebuah keluarga, sebab semuanya bermula di keluarga… Seminar ini pun dipimpin oleh seorang praktisi dibidang psikologi dan konselor, Martin Manurung, MA.

 Nah.. untuk apa sih orang menikah ? Kenapa mau menikah? Banyak orang bertanya-tanya seperti itu. Ada yang bilang menikah itu untuk bahagia, ada juga yang bilang untuk melanjutkan keturunan dalam keluarga. Apakah benar begitu? Kenyataannya, sebagian besar orang berpikir begitu.

Tuhan menciptakan manusia baik laki-laki dan perempuan sebagai ciptaan yang serupa dengan gambar Allah dan berfirman “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi…..” Kej 1 : 28. Jadi Tuhan yang menciptakan keluarga sejak manusia pertama di Taman Eden sebagai lembaga yang paling mendasar. Keluarga dibentuk karena inisiatif Tuhan sendiri yaitu dua manusia ( laki-laki dan perempuan ) dalam ikatan yang dikuduskan Tuhan. Bukan lagi dua tetapi melebur menjadi satu daging sebagai suami istri. Dua manusia yang berbeda menjadi satu. Tuhan menetapkan tujuan dan rancangan yang mulia atas setiap keluarga. Jadi tujuan menikah adalah agar setiap manusia alami pertumbuhan dengan cinta kasih melalui proses demi proses untuk menjadi seperti yang Tuhan kehendaki. 

Sudah jelas laki-laki dan perempuan secara fisik berbeda, belum lagi sifat, pola pikir, kebiasaan, gaya bicara, peran dan tanggung jawab dan lain-lain nya. Untuk itu dibutuhkan kerelaan hati dari setiap pasangan untuk berkorban demi kebaikan, saling percaya, saling menghargai, dan terus membangun komunikasi yang baik.

Prinsip Penuntun Keluarga menurut Gary & Anne Marie Ezzo bahwa hubungan suami istri dalam keluarga adalah hubungan sosial pertama yang Tuhan ciptakan, tertulis di dalam Alkitab. Hubungan suami istri harus dipandang sebagai prioritas dalam sebuah keluarga dan hubungan-hubungan yang lainnya tunduk kepada hubungan suami isteri.

Menurut Robert Stenberg, di dalam keluarga ada 3  komponen yang sangat mendasar yaitu :

 

Komunikasi yang baik dibutuhkan terus menerus dalam hubungan suami istri sehingga hubungan menjadi semakin intim. Yang harus diperhatikan juga dalam berkomunikasi adalah harus berhikmat dalam berkata-kata di waktu yang tepat dan saling percaya satu sama lain.

Berhikmat dalam berkata-kata maksudnya adalah berkata-kata dengan bahasa yang baik ( juga bahasa kasih ) bukan yang menyakiti.

 “…..hendaklah cepat untuk mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata dan juga lambat untuk marah”  Yak 1 : 19

Jika komunikasi dan relasi mengalami masalah, sebaiknya kenali masalah sedini mungkin dengan memohon pertolongan Tuhan dan selalu ingat bahwa yang Tuhan kehendaki adalah kita membangun keluarga bersama dengan Tuhan, jangan banyak menuntut dari pasangan, jangan hindari konflik tetapi bicarakan bersama-sama apa yang menjadi harapan masing-masing dari pasangan dan biasakan minta maaf. Konflik sesungguhnya dapat dipakai sebagai kesempatan untuk memperbaiki komunikasi dan ajang belajar saling mengampuni. Dengan demikianlah setiap keluarga dapat terus bertumbuh dalam kasih Kristus.

 

“Sungguh alangkah baik nya dan indah nya apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun…….Sebab ke sana lah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lama nya”