Tidak Aji Mumpung
Di dalam masyarakat kita saat ini, dengan mudah kita menjumpai para pemimpin yang memanfaatkan kedudukan yang dimiliki untuk kepentingannya sendiri. Mereka lupa bahwa kedudukan yang dimiliki adalah sebuah kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan, bukan kesempatan untuk mengambil untung.
Demikian juga dengan para Ahli Taurat. Mereka adalah contoh- contoh manusia yang suka berpura-pura. Dalam Matius 23:2 dikatakan, "Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa." Kursi Musa adalah kursi tempat seseorang yang dinobatkan untuk mengajar hukum Musa (Taurat).
Pengajaran taurat dalam masyarakat Yahudi biasanya juga merupakan hukum politis sehingga siapa yang duduk di kursi musa juga memiliki kekuasaan untuk menjadi hakim. Kursi musa ada di setiap rumah ibadah di kota-kota Israel (Kisah 15:21). Namun yang terjadi adalah pada saat itu Tuhan Yesus menjumpai bahwa kursi Musa tersebut dijadikan ajang kesombongan.
Seringkali kita menjumpai orang-orang, seperti halnya para ahli taurat, yg memanfaatkan kedudukan yg dimilikinya bagi dirinya sendiri. Dengan kedudukan yg dimiliki, alih-alih menggunakan kedudukan untuk mensejahterakan yang dipimpin justru hanya untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri.
Aji mumpung menjadi mudah dijumpai. Tidak usah memiliki jabatan pemimpin. Seorang pembersih jalan juga kadang melakukan hal tersebut. Karena mereka tidak diawasi setiap waktu, maka mereka sering tidak melakukan tugasnya dengan benar. Di lain hal, seorang pelayan di gereja menggunakan fasilitas gereja untuk kepentingan pribadinya secara berlebihan.
Bagaimana dengan kita?