Keluarga Yang Berintegritas

Integritas adalah keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh antara nilai- nilai yang tertanam di dalam diri dan perilaku yang dilakukan. Integritas lebih condong kepada hal-hal yang positif. Seorang yang dalam hati dan perbuatannya jahat tidak disebut sebagai seorang yang berintegritas. Dalam kaitannya dengan bulan keluarga, sebuah keluarga yang berintegritas itu seperti apa?

Pada ibadah Minggu yang lalu, kita semua diajarkan untuk bersukacita sebagai wujud hidup yang dipenuhi ucapan syukur kepada Allah atas semua berkat yang diberikanNya kepada manusia. Hati dipenuhi sukacita, keberadaan hidupnya juga dipenuhi dengan sukacita, itulah yang disebut sebagai integritas.

Keluarga kristen yang berintegritas tidak berhenti pada sukacita saja. Keluarga Kristen yang berintegritas adalah keluarga Kristen yang dalam kondisi apapun, di manapun, dan kapanpun selalu menerapkan nilai-nilai kristiani yang Kristus ajarkan.

Hal ini sesuai dengan apa yang menjadi bacaan kita yang terambil dalam Injil Matius pasal 22 ayat 15-22. Tuhan mengajarkan kepada umatNya untuk taat kepada pemerintah di mana mereka berada/tinggal. Mereka wajib membayarkan apa yang menjadi tanggungjawab mereka kepada kaisar, dan juga wajib memberikan apa yang menjadi tanggungjawabnya kepada Tuhan. Hal ini juga seturut dengan hukum Taurat, “Hormatilah ayah dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, ALLAHmu, kepadamu” (Kel. 20:12). Pemerintah adalah gambaran orang tua bagi seluruh rakyatnya. Sikap tersebut bukanlah sebuah sikap mendua. Berintegritas berarti meyakini nilai-nilai luhur/baik/benar dan menerapkannya dalam hidup. Jika pemerintah tidak lagi dipandang benar, maka sebagai rakyat kitapun harus memberikan masukan kepada pemerintah.

Demikian juga dalam sebuah keluarga Kristen. Semua anggota keluarga memiliki kewajiban agar keluarga terus berada dalam lajur dan nilai-nilai kristiani. Seringkali penjaga integritas yang utama (orang tua) justru secara tidak sadar menyeleweng dari ajaran Kristus. Tidak sedikit orang tua yang menyuruh anak-anaknya untuk datang beribadah, tetapi dirinya sendiri tidak taat beribadah. Sebagian orang tua lainnya menekankan anak-anaknya untuk menjadi anak-anak yang sabar, namun di saat dia mengendarai kendaraan (motor/mobil) umpatan seringkali dilontarkan (meskipun di situ ada anak- anaknya). Anak-anak diminta untuk taat pada firman Tuhan, namun saat mereka berjalan-jalan, orang tua membuang sampah sembarangan (mereka tidak taat pada peraturan pemerintah).

Keluarga adalah benteng terkuat dan utama di mana pendidikan moral dan spiritual dibentuk. Oleh karena itu, orang tua menjadi kunci apakah anggotanya akan memiliki integritas atau tidak.