Melepas Maaf
Tujuan yang baik membutuhkan hal-hal baik untuk bisa mencapainya. Mengapa? Karena hal-hal baik juga akan mendatangkan sesuatu yang baik di masa depan. Bagaimana apabila dalam hati dan hidup seseorang terdapat pemikiran dan cara hidup yang tidak baik? Bisa ditebak hasilnya, sesuatu yang tidak baik juga yang akan dituainya.
Dipercaya atau tidak, keberadaan kita pada saat ini sangat ditentukan oleh cara hidup kita di masa lalu. Sebagai contoh adalah jika saat ini saya memiliki tubuh yang tambun, hal itu berarti karena kebiasaan saya di masa lalu pasti mengarahkan saya untuk memiliki tubuh yang tambun. Jenis makanan, pola makanan, pola hidup, hal- hal itulah yang membuat saya pada masa kini memiliki tubuh yang tambun.
Bagaimana keterkaitannya dengan maaf? Banyak sekali catatan di buku maupun di dalam media online tentang dampak buruk dari mendendam (kebalikan dari member/melepas maaf). Beberapa hal yang bisa menimpa fisik seseorang saat dia menyimpan kemarahan akibat kesalahan yang orang lain lakukan adalah kesulitan tidur, tekanan darah naik, peningkatan resiko serangan jantung, dan sebagainya. Bagaimana dengan resiko psikis seseorang? Stress, pola fikir yang cenderung negative, bahkan niatan untuk membalas.
Adakah dampak baik dari mendendam? Tidak ada.
Inti tema pada minggu ini adalah melepas maaf. Alkitab mengajarkan kita untuk bisa memberikan maaf atau pengampunan kepada orang lain karena satu sebab mendasar. Sebab itu adalah karena pada dasarnya, setiap manusia sudah diberikan pengampunan terlebih dahulu oleh Allah. Kesalahan mansuia terbesar adalah dosa. Tuhan Allah tahu bahwa dendam tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Dendam hanya akan membelenggu seseorang di masa lalu, masa di mana dia tersakiti.
Lain halnya dengan mendendam, member maaf/melepas pengampunan melepaskan kita dari penjara masa lalu. Memberi maaf mengajak kita untuk hidup pada masa kini. Masa di mana segala sesuatu sudah berubah, masa di mana kita harus mempersiapkan diri kita untuk masa depan kita.
Jika saat ini kita sudah terlalu sakit menyimpan dendam kesalahan pada orang lain, maka jangan sia-siakan waktu kita pada saat ini untuk merasakan sakit yang sama di masa yang datang. Jika kita sudah tersiksa karena dendam kita beberapa tahun ini, maka mari kita lepaskan pengampunan seperti Tuhan tak lagi mengingat-ingat kesalahan yang kita lakukan yang menyakitkan hatiNya.
Selamat menyongsong hidup yang lebih baik.