GKI Berkarya dalam Keberagaman

“Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah Air, Dalam berbagai kesempatan, saya selalu katakan, kita ini adalah bangsa yang besar. Sekali lagi, Indonesia ini adalah bangsa yang besar. Besar, bukan hanya karena jumlah penduduknya yang lebih dari 250 juta jiwa. Besar, bukan hanya karena memiliki 17 ribuan pulau. Besar, bukan hanya karena sumber daya alam yang melimpah. Tapi, kebesaran Indonesia karena bangsa ini sudah teruji oleh sejarah, bisa tetap kokoh bersatu sampai menginjak usianya ke-72 tahun. Sementara di beberapa negara lain, dilanda konflik kekerasan antarsuku, perpecahan antaragama, pertikaian antargolongan, kita bersyukur kita tetap bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berbhinneka tunggal ika. Bahkan sekarang ini, kita menjadi rujukan banyak negara dalam hal mengelola kebhinnekaan dan membangun persatuan.”

Potongan dari pidato kenegaraan presiden Joko Widodo dalam ulang tahun NKRI yang ke 72 beberapa waktu yang lalu berisi bahwa perbedaan yang ada di Indonesia menjadikan kita semakin kuat. Meskipun perbedaan memungkinkan terjadinya konflik, namun Indonesia semakin berjaya. Dengan terus menghargai perbedaan maka bangsa Indonesia akan semakin kuat.

Gereja Kristen Indonesia juga memiliki sejarah panjang hingga mencapai persatuan tiga sinode wilayah menjadi satu sinode. Persatuan tersebut terjadi pada 29 tahun yang lalu. Tiga sinode wilayah memiliki 3 budaya yang berbeda. Namun GKI, dan bangsa Indonesia, sama halnya seperti sebuah keluarga. Semua memiliki satu kesamaan, mempertahankan rumah tangga seutuhnya dan sekuat-kuatnya.

Misalnya, sebuah rumah terdiri dari 4 orang di dalamnya, maka sudah ada 4 cara berfikir yang berbeda. Bangsa Indonesia dan GKI terdiri dari berbagai macam suku bangsa. Dengan kondisi yang demikian, maka diperlukan sikap toleransi yang kuat untuk terus bisa mempertahankannya.

Seperti kata Paulus dalam surat Roma 12:1-8 yang menjadi salah satu bacaan dalam ibadah Minggu kita, tiap orang dalam jemaat memiliki fungsi dan peran yang berbeda. Namun dalam perbedaan itu semua diharapkan memiliki visi yang sama, yaitu melakukan apa yang menjadi kehendak kepala kita, Tuhan.

GKI diharapkan mampu Berkarya dalam Keberagaman, maka GKI bisa memulai berkarya mulai dari dalam diri sendiri. Dengan kita melatih kepekaan dan belajar berkarya di dalam gereja, maka kitapun tidak akan kesulitan untuk berkarya dalam Keberagaman bangsa Indonesia.

Selamat berkarya sebagai satu Tubuh.